Rabu, 09 Maret 2011

BOBOT JENIS

  • Konsep           : Bobot Jenis
  • Subkonsep      : Bobot jenis zat cair
  • Tujuan : 
Ø  untuk mengetahui bobot jenis suatu zat cair.
Ø  untuk mengetahui kemurnian suatu zat cair
DASAR TEORI
            Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25º C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air dalam piknometer, kecuali dinyatakan lain dalam monografi, keduanya ditetapkan pada suhu 25º C [FI IV hal 1030].
Alat yang digunakan untuk mengukur bobot jenis suatu  antara lain : piknometer (untuk zat padat & zat cair), aerometer (untuk zat cair), densimeter (untuk menentukan bobot jenis zat cair secara langsung). Piknometer digunakan untuk mengukur bobot jenis suatu zat cair dan zat padat. Kapasitas volumenya antara 10 ml-25 ml. Bagian tutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil.
            Bobot jenis dapat digunakan untuk : mengetahui kepekaan suatu zat, mengetahui kemurnian suatu zat, mengetahui jenis zat. bobot jenis = 1→ air, bobot jenis < 1→ zat yang mudah menguap, bobot jenis > 1→ sirup – pulvis. Neraca Mohr Westphal : untuk mengukur bobot jenis zat cair.
           
Tabel bobot jenis air (PH V hal 723)
Suhu
Bobot per L (g / l)
Bobot jenis (g / ml)
20º
997,17
0,99718
25º
996,03
0,99632
30º
994,65
0,99462

KARAKTERISTIK BAHAN
            Gliserolum (gliserin) FI  IV
v  Pemerian : cairan jernih seperti sirup, tak berwarna, bau khas lemah, netral terhadap lakmus, higroskopik.
v  Kelarutan : dapat bercampur dengan air & etanol, tak larut dalam kloroform, eter, minyak lemak dan minyak menguap
v  BJ : 1,249
Parrafinum FI IV hal 652
v  Pemerian : Hablur tembus cahaya/agak buram, tidak berwarna/putih, tidak berbau, tidak berasa, agak berminyak.
v  Kelarutan : Tidak larut dalam air & dalam etanol, mudah larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol mutlak.

ALAT & BAHAN     

  1. piknometer
  2. timbangan analitik
  3. tissue
  4. aquades
  5. gliserin

  1. kalkulator

PROSEDUR KERJA
  1. Membersihkan dan mengeringkan piknometer
  2. Menimbang piknometer kosong (a)
  3. Menimbang pikno berisi air (b) dengan suhu 25º C
  4. Menghitung bobot air (b – a)
  5. Buang air dalam pikno, bersihkan dengan etanol kemudian keringkan.
  6. Menimbang pikno berisi zat cair uji (c)
  7. Menghitung bobot zat cair uji (c – a)
  8. Menghitung bobot jenis zat cair uji, dengan rumus :

m air      =      m x
 

                                Vair . r air        Vx . r x
                                    Vair = Vx      r x =   m x . r air
                                                                         m air
keterangan :
            m air     : bobot atau massa air (g)
            m x       : bobot atau massa zat cair uji (g)
            V air     : volume air (ml)
            V x       : volume zat cair uji (ml)
            r air        : bobot jenis air (g / ml)
            r x        : bobot jenis zat cair uji (g / ml)

HASIL PENGAMATAN.
Analisa Data
BJ air (270)        300- x = 0,99462 – x
                          x - 250    x – 0,90632
                          300- 270 =  0,99462 – x
                          270 - 250    x – 0,90632
                          3  =  0,99462 – x
                          2      x – 0,90632
                          3 x – 2,98896 = 1,98924 – 2 x
                          5 x = 4,9782
                          x = 0,99562 ml
Volume piknometer
Ø  Bobot pikno + air         = 39,8889
Bobot pikno kosong     = 14,8499    -
            Bobot air          = 25,0390
V.air =  bobot air   =   25,0390    = 25,1492 ml
             r air                0,99562

Ø  Bobot pikno + gliserin   = 46,3339
Bobot pikno kosong                 = 14,8499   -
            Bobot gliserin               = 31,4840 g

Ø  Bobot jenis gliserin        = m gliserin x r air
m air
                        r gliserin             = 31,4840 x 0,99562
                                                            25,1492
                        r gliserin             = 1,2464 g / ml
Ø  Bobot pikno + paraffin         = 35,9901
Bobot pikno kosong              = 14,8499  -
                                                 21,1492
r paraffin            = 21,1492 x 0,99562
                                                            25,1492
                        r paraffin            = 0,8369 g / ml

Ø  Konsep                       : Bobot jenis
Ø  Subkonsep                  : Bobot jenis zat padat
Ø  Tujuan             : untuk mengetahui bobot jenis suatu zat padat
DASAR TEORI
            Zat padat berbeda dengan zat cair. Zat padat memiliki pori dan rongga sehingga berat jenisnya tidak dpat terdefinisi dengan jelas.
ü  berat jenis sejati : berat jenis yang dihitung tanpa pori – pori atau rongga ruang.
ü  berat jenis nyata : berat jenis yang dihitung sekaligus dengan porinya sehingga r nyata < r sejati.

KARAKTERISTIK BAHAN
Sukrosa (sukrosum)
v  Pemerian : hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara.
v  Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan eter.
v  BJ : 1,59 (Merck Index)
Acidum Ascorbicum(Vit. C) FI IV.
v  Pemerian : Hablur atau serbuk putih/agak kuning oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi warna gelap. Dalam keadaan kering stabil diudara dalam larutan cepat teroksidasi, melebur pada suhu ±1900.
v  Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, larut dalam kloroform, eter, & benzena.
v  BJ : 1,65 (Merck Index)


ALAT & BAHAN

1. piknometer
2. timbangan digital / analitik
3. tissue
4. sendok tanduk
5. timbangan manual
6. perkamen
7. sukrosa
8. vitamin C
9. kalkulator

PROSEDUR KERJA
1. Membersihkan pikno dan keringkan.
2. Menimbang pikno kosong (p)
3. Menimbang pikno berisi air (25ºC) sampai penuh (F)
4. Menghitung bobot air (F – p)
5. Menimbang pikno berisi zat padat uji (Q)
6. Menghitung bobot zat padat uji (Q – p)
7. Menambahkan air sampai penuh pada pikno yang berisi zat padat uji (L)
8. Menghitung volume air yang tumpah ð L – (p – Q)
9. Menghitung bobot jenis zat padat dengan rumus :

rzat padat =     mzat padat X rair
                            mair yg tumpah
                 

=         [(pikno + zat padat) – (pikno kosong)] X rair
                  bobot air – [(pikno + zat padat + air) – (pikno + zat padat)]

HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN
Analisa Data
a. Sukrosa
ü  rsukrosa =    (pikno + zat) – (pikno kosong)  x BJ air                           
(pikno + air) – ( pikno kosong) – (pikno+zat+air) – (pikno+zat)
                        =       16,0005 – 14,8499   x  0,99562
                        (39,8889 – 14,8499) – (40,5739 – 16,6881)       
                        = 1,8382   x  0,99562
                           25,0390 – 23,8858
                        =1,5940 x 0,99562  =  1,5870 g/ml
b. Vitamin C
ü    rvit. C    =                16,0005 – 14,8499   x    0,99562             
(39,8889 – 14,8499) – ( 40,3531 – 16,0005)
                        =  1,1506   x  0,99562
                           25,0390 – 24,3526
                        =1,6763 x 0,99562  =  1,6690 g/ml


KESIMPULAN

Dari hasil pratikum kami bobot jenis dari gliserin adalah 1,2464 g / ml sedangkan pada literatur bobot jenis gliserin adalah 1,249 sehinggan kami menyimpulkan bahwa bobot jenis gliserin murni. Bobot jenis dari sukrosa adalah 1,5870 g/ml dan bobot jenis vitamin c adalah 1,6690 g/ml sedangkan pada literatur bobot jenis sukrosa adalah 1,59 dan vitamin c adalah 1,65 maka kedua zat padat tersebut adalah murni karna tidak berbeda jauh dengan literatur.
Bobot jenis suatu zat dipengaruhi oleh :
·        Massa zat
·        Volume zat
·        Kesetabilan zat
·        Banyak atau sedikitnya factor kontaminan
·        Bobot jenis zat yang dipakai sebagai standar diketahui secara pasti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar