Kamis, 10 Maret 2011

INTERAKSI KAPTOPRIL DENGAN MAKANAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Makanan apa saja yang kita makan berpotensi untuk berinteraksi dengan obat yang kita konsumsi. Oleh sebab itu sebaiknya obat diminum dengan air putih saja, kecuali obat tertentu. Hasil kerja obat didalam tubuh kita dapat dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang kita konsumsi. Selain dengan makanan, berbagai obat  yang kita konsumsi pada saat bersamaan juga dapat berinteraksi antara  satu dengan yang lainnya.
Tapi disisi lain, beberapa obat lebih mudah ditoleransi bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Obat yang meyebabkan gangguan lambung dianjurkan diminum pada waktu makan atau sesaat setelah makan.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1                  Kaptopril merupakan obat apa?
1.2.2                  Indikasi kaptopril apa?
1.2.3                  Kontraindikasi kaptopril apa?
1.2.4                  Bagaimana mekanisme kerjanya?
1.2.5                  Bagaimana dosis pemberian kaptopril?
1.2.6                  Apa yang dimaksud dengan interaksi obat?
1.2.7                  Mengapa makanan dapat berinteraksi dengan obat?
1.3  TUJUAN
1.3.1                  Untuk mengetahui obat kaptopril
1.3.2                  Untuk mengetahui indikasi kaptopril
1.3.3                  Untuk mengetahui kontraindikasi kaptopril
1.3.4                  Untuk mengetahui mekanisme kerja kaptopril
1.3.5                  Untuk mengetahui dosis kptopril
1.3.6                  Untuk mengetahui interaksi obat
1.3.7                  Untuk mengetahui interaksi makanan dengan kaptopril

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kaptoril
            Kaptopril adalah derivate prolin yang merupakan ACE-Inhibitor pertama yang digunakan. Katopril digunakan pada hipertensi ringan sampai berat dan pada dekompensasi jantung.
2.2 Indikasi Kaptopril
                Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida memberikan efek aditif, sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif. Untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis.
2.3 Kotraindikasi Kaptopril
            Penderita yang hipersensitif terhadap kaptopril atau penghambat ACE lainnya (misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat ACE lainnya).
2.4 Mekanisme Kerja Kaptopril
Kaptopril merupakan obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal jantung dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron. Renin adalah enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk memproduksi angiotensin I yang besifat inaktif. "Angiotensin Converting Enzyme" (ACE), akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin Il yang besifat aktif dan merupakan vasokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan sekresi aldosteron dalam korteks adrenal.
Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan, serta meretensi kalium. Dalam kerjanya, kaptopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya pembentukan angiotensin ll terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron sehingga ginjal
mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung, baik 'afterload' maupun 'pre-load', sehingga terjadi peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang timbul tidak menimbulkan reflek takikardia.
2.5 Dosis Kaptopril
            Kaptopril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung dari kebutuhan penderita (individual) . Dewasa: Hipertensi, dosis awal: 12,5 mg tiga kali sehari.
Bila setelah 2 minggu, penurunan tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazida misal hidroklorotiazida 25 mg setiap hari.
Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu sampai dua minggu. Maksimum dosis kaptopril untuk hipertensi sehari tidak boleh lebih dari 450 mg.
Gagal jantung 12,5- 25 mg tiga kali sehari; diberikan bersama diuretik dan digitalis, dari awal terapi harus dilakukan pengawasan medik secara ketat. Untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal dsiis perlu dikurangi disesuaikan dengan klirens kreatinin penderita.
2.6 Interaksi Obat
            Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat. Efek-efeknya bisa meningkatkan atau mengurangi aktivitas, atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki sebelumnya. Biasanya yang terpikir oleh kita adalah antara satu obat dengan obat lain. Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara obat dengan makanan, obat dengan herbal, obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan kandungan infus
Karena kebanyakan interaksi obat memiliki efek yang tak dikehendaki, umumnya innteraksi obat dihindari karena kemungkinan mempengaruhi prognosis. Namun, ada juga interaksi yang sengaja dibuat, misal pemberian probenesid dan penisilin sebelum penisilin dibuat dalam jumlah besar.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar